Pengen investasi saham tapi bingung mau pilih saham yang mana? Bingung nihhh banyak banget pilihan sahamnya. Harus gimana dong biar pilihannya tepat?
Nah, kamu harus tau dulu bedanya analisis fundamental dan analisis teknikal!
Analisis Fundamental
Analisis fundamental itu analisis yang dilihat dari tiga aspek mendasar. Pertama, aspek ekonomi makro seperti kondisi inflasi, pendapatan domestik bruto (PDB), nilai tukar, dan lainnya. Misalnya suatu negara sedang mengalami inflasi yang sangat tinggi, artinya nilai mata uang negara tersebut melemah dan harga-harga mahal. Sebagai investor saham harus cermat memilih saham yang mampu memberikan pengembalian (return) minimal sebesar inflasi. Kalau inflasi lebih tinggi daripada return menandakan bahwa investasi yang dilakukan tidak memberikan nilai tambah nih.
Kedua, aspek industri dari saham perusahaan yang akan dipilih. Seperti misalnya saat pandemi Covid-19, bisa dilihat industri yang sangat mengalami kenaikan pendapatan yaitu industri farmasi. Tingginya minat konsumen terhadap industri farmasi ini membuat sahamnya cocok untuk dijadikan produk investasi. Selain itu sebagai investor juga harus menganalisis rencana kegiatan industri yang akan dipilih untuk melihat apakah ada potensi keuntungan di kemudian hari.
Ketiga, aspek perusahaan yang akan dipilih. Investor dapat melihat kinerja perusahaan dari laporan keuangan selama beberapa tahun terakhir. Sederhananya dari net income atau keuntungan bersih yang didapatkan, apakah semakin meningkat selama 3-5 tahun terakhir? Selain itu untuk melihat harga wajar dari saham A sebagai pertimbangan investor, salah satunya dapat dilakukan dengan perhitungan Price Book Value (PBV). PBV merupakan perhitungan yang membandingkan harga saham di pasar apakah lebih tinggi (mahal) atau lebih rendah (murah) daripada harga buku (harga wajar). Adapun rumus PBV yaitu:
Contohnya seperti saham perusahaan Astra (ASII) yang jumlah lembar sahamnya sebanyak 40.483.553.140 dengan ekuitas Rp195.454.000.000.000. Maka nilai buku atau Book Value Share (BVS)nya sebesar Rp4.827.
Kemudian per tanggal 26 Agustus 2021, harga saham ASII di pasar sebesar Rp5.100. Perbandingan antara harga saham di pasar dengan nilai buku yaitu Rp5.100/Rp4.827 atau sebesar 1.06x. Hasil ini mengartikan bahwa setiap nilai buku saham ASII naik 1, maka harga saham ASII di pasar naik 1.06 kali. Selain itu nilai PBV yang di atas 1 menandakan bahwa harga sahan ASII di pasar lebih tinggi daripada nilai buku atau harga wajarnya. Sehingga masih bisa dikatakan bahwa saham ASII tergolong mahal.
Comments
Post a Comment