Menemani penantianku dalam rintik
Menunggu hal yang serupa dengan gemercik
Menimpa, lalu hancur dalam genangan
Menimpa, lalu hancur dalam genangan
Kuhabiskan masa namun hanya sepatah rasa yang kudapat
Membuka mataku bahwa kau tak lagi sepenuhnya
Membiarkan asaku terhanyut dalam ucapan semata
Lalu, untuk apa senja berbicara?
Katakan mengapa aku harus menunggu?
Sedang kau di sana berkelana menggores rindu
Katakan mengapa aku harus bertahan?
Sedang kau di sana melukis senyuman indah di lain rupa
Hingga rinduku tak lagi memandang senja itu indah
Walau kuingin tetap berpikir, senjaku tetap yang
terindah
Namun seseorang berkata, janganlah terbawa,
sebab kau yang akan menderita
sebab kau yang akan menderita
Dan benar, lebih baik kuhancurkan pikiran indahku
Kini kupercaya bahwa senja akan muncul kembali di
hidupku.
Entah milik hari ini atau hari esok.
Beuhhh bau2 bucinnn😵
ReplyDeleteSelama ngebucinin diri sendiri mah bebassss😎
DeleteSedang galau eaaa mbak? Broken heart :'v
ReplyDeleteSebenernya ga seneng, tapi ternyata galau bisa bikin kita berkarya. Eeaaa
Delete